Rabu, 26 September 2012

“Lebaran Anak Muda Jakarta”

Review Pameran Jakarta 320 C

Galeri Nasional Indonesia pada malam minggu 22 September 2012, tak pernah seramai ini dikunjungi dalam pembukaaan pameran. Ruang pamer Gedung.C dipadatkan banyaknya pengunjung pada waktu pembukaan pameran, sehingga membuat ruang gerak apresiasi sangat sempit dan panas. Analogi panas pun berkesesuaian dengan kegiatan pameran dari Jakarta 320 C itu sendiri. Mungkin secara pribadi seolah-olah saya mengidentifikasikan panas yang dihadirkan ini merupakan sebuah bentuk karya pula yang menjadi bagian dari pameran tersebut.

Kali ke lima ruangrupa mengadakan program pameran yang bertajuk “Jakarta 320 C 2012”, sebuah pameran hasil karya visual mahasiswa se-Jabodetabek. Jakarta 320 C sudah banyak merangkul Institusi di Jakarta yang di antaranya 10 Universitas yang kerap diajak kerjasama dalam melebarkan program ini, seperti Institut Kesenian Jakarta, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Indonesia, Universitas Bina Nusantara, Universitas Pelita Harapan, Mercu Buana, UPI Y.A.I, Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Tarumanegara dan Interstudi. Kegiatan pengumpulan karya bagi tim Jakarta 320 C yaitu membuka open submission bagi karya-karya mahasiwa, dan juga mengadakan workshop yang dapat diikuti dan akan di pamerkan sebagai presentasi hasil kegiatan.

Tidak hanya Universitas yang memiliki program pendidikan seni rupa di kampusnya saja yang telah diajak bekerjasama, melainkan Universitas yang lain yang tidak mempunyai program pendidikan seni rupa pun bisa berpartisipasi. Hal tersebut menjadikan keberagaman hasil karya visual yang dipamerkan. Berbagai macam pendekatan selain estetika pada wilayah seni rupa, juga menghasilkan kecenderungan baru dari latar belakang pendidikan yang dienyam masing-masing mahasiswa yang menjadi pameris atau peserta.

Suasana pembukaan pameran di dalam ruang pamer

Suasana di luar ruang pamer, para apresiator sedang menunggu pembukaan


Begitu banyak yang hadir dalam pembukaan pameran dengan mayoritas para muda-mudi Jakarta dan sekitarnya, layaknya seperti sebuah “Lebaran Anak Muda Jakarta”. Kumpul-kumpul tersebut pun menjadi ajang pertemuan dan silahturahmi, entah itu anak muda-mudi yang memang selama ini sudah dekat dengan kegiatan seni rupa;pameran ataupun tidak. Malam itu semua melebur, memahami dan menikmati karya seni yang mungkin selama ini dipandang eksklusif dan jarang mengunjungi ke sebuah tempat pameran seperti di Galeri Nasional Indonesia. Nama ruangrupa memang sudah menjadi gelombang trend populer bagi berbagai anak muda ibukota, mahasiswa, dan tak terkecuali kalangan anak sekolah sekarang.

Seni dan Kreatifitas memang sudah menjadi sesuatu hal yang Trend bagi lifestyle anak muda sekarang terutama di Ibukota. Trend tersebut berjalan seiring arus perkembangan yang terjadi pula dengan Musik dan Fashion. Seperti Street Art yang begitu dikenal saat sekarang ini, begitu pula-lah hal yang dilakukan dengan ruangrupa yang membuat progam dengan segmentasi anak muda. Meningkatnya pengunjung dari tahun ke tahun dengan tampilan begitu fashionable memberikan tanda bahwa secara tak sadar mengubah seni menjadi bagian dari lifestyle anak muda ibukota Jakarta itu sendiri. Melihat prespektif seni rupa secara lebih luas dan bias, kemudian masuk kepenjuru-penjuru bidang lain dengan memanfaatkan kota Jakarta sebagai medium berkarya, untuk kemudian dapat memahami seni dan kehidupan sekitar kita secara lebih nakal namun kreatif.

Apresiator sedang menikmati karya yang dihadirkan

Apresiator sedang mencoba menanggapi karya yang mempunyai daya interaksi


Berbicara mengenai pameran dan sebuah karya visual dalam respon kuantitas, karya-karya  yang dipamerkan pada tahun ini terlihat mengalami kesurutan. Namun dengan berbagai aspek yang melatar belakangi terciptanya hasil karya masing-masing pameris masih menjadi sesuatu yang menarik untuk dilihat dan diketahui. Menghadirkan berbagai macam kategori karya visual baik dalam karya dua dimensi ataupun tiga dimensi, antara murni dan desain, ataupun dilihat secara skill maupun konseptual, atau bahkan yang interaktif sekalipun, semua tetap sama-sama memperhitungkan makna dari sebuah visual. Terlihat dari berbagai disiplin ilmu yang coba di-hibridasi-kan, karya yang dipamerkan untuk dinikmati dan dikatakan sebuah karya seni mempunyai kapasitas dan kadar estetika yang berbagai macam pula sesuai dengan latar belakang ilmu dari masing-masing pameris. Selain itu pada presentasi hasil workshop, karya-karya yang dihasilkan mencoba menggali tema kota Jakarta sesuai dengan media workshop yang ada. Bila ditelisik, ada beberapa karya yang sangat berhasill dan menarik untuk dipresentasikan,  namun ada pula yang kurang sesuai dan terlihat sekedarnya karena berbagai hal dan keterbatasan.

Pameran Jakarta 320 C yang berlangsung sampai tanggal 8 oktober 2012 sudah menjadi upaya untuk menghadirkan proses kerja kreatif dari mahasiswa berbagai Universitas di Jabodetabek. Jakarta 320C ada sebagai wadah untuk mengkompetesikan secara positif kehadiran karya-karya visual dengan berbagai macam pendekatan ilmu, dan memberi nafas baru dalam melebarkan kegiatan seni, ruang dan apresiator baru secara lebih luas.



Angga Wijaya
September 2012


artikel ini diposting oleh: http://serrum.org/archives/1084
foto: dokumentasi Komplotan Jakarta 32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar