Review Pameran Jakarta 320 C
Galeri
Nasional Indonesia pada malam minggu 22
September 2012, tak pernah seramai ini dikunjungi dalam pembukaaan pameran. Ruang pamer Gedung.C dipadatkan banyaknya pengunjung
pada waktu pembukaan pameran, sehingga
membuat ruang gerak apresiasi sangat sempit dan panas. Analogi panas pun berkesesuaian dengan kegiatan pameran dari Jakarta 320 C itu
sendiri. Mungkin secara pribadi seolah-olah
saya mengidentifikasikan panas yang dihadirkan ini merupakan sebuah bentuk karya
pula yang menjadi bagian dari pameran tersebut.
Kali ke lima ruangrupa
mengadakan program pameran yang bertajuk “Jakarta 320
C 2012”, sebuah pameran hasil karya visual mahasiswa se-Jabodetabek. Jakarta 320 C sudah banyak merangkul Institusi di
Jakarta yang di antaranya 10
Universitas yang kerap diajak kerjasama dalam melebarkan program ini,
seperti Institut Kesenian Jakarta, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Indonesia, Universitas
Bina Nusantara, Universitas Pelita Harapan, Mercu Buana, UPI Y.A.I, Universitas
Multimedia Nusantara, Universitas Tarumanegara dan Interstudi. Kegiatan pengumpulan karya bagi tim Jakarta 320
C yaitu membuka open submission bagi karya-karya mahasiwa, dan juga mengadakan workshop yang
dapat diikuti dan akan di pamerkan sebagai presentasi hasil kegiatan.
Tidak hanya Universitas yang memiliki program pendidikan seni rupa
di kampusnya saja yang telah diajak bekerjasama, melainkan
Universitas yang lain yang tidak mempunyai program pendidikan seni rupa pun
bisa berpartisipasi. Hal tersebut menjadikan keberagaman hasil karya visual yang dipamerkan. Berbagai macam pendekatan selain
estetika pada wilayah seni rupa, juga menghasilkan kecenderungan baru dari latar
belakang pendidikan yang dienyam masing-masing mahasiswa yang menjadi pameris atau peserta.
![]() |
Suasana pembukaan pameran di dalam ruang pamer |
![]() |
Suasana di luar ruang pamer, para apresiator sedang menunggu pembukaan |
Begitu banyak yang hadir dalam pembukaan pameran dengan mayoritas para muda-mudi
Jakarta dan sekitarnya,
layaknya seperti sebuah “Lebaran Anak Muda Jakarta”. Kumpul-kumpul tersebut pun menjadi ajang pertemuan dan silahturahmi, entah itu anak muda-mudi
yang memang selama ini sudah dekat dengan kegiatan seni rupa;pameran ataupun tidak. Malam itu semua
melebur, memahami dan menikmati karya
seni yang mungkin selama ini dipandang eksklusif dan jarang mengunjungi ke
sebuah tempat pameran seperti di Galeri Nasional Indonesia. Nama ruangrupa memang sudah menjadi gelombang trend populer bagi berbagai anak
muda ibukota, mahasiswa, dan tak terkecuali kalangan anak sekolah sekarang.
Seni dan Kreatifitas memang sudah menjadi sesuatu hal yang
Trend bagi lifestyle anak muda
sekarang terutama di Ibukota. Trend tersebut berjalan seiring
arus perkembangan yang terjadi pula dengan
Musik dan Fashion. Seperti Street Art
yang begitu dikenal saat sekarang ini,
begitu pula-lah hal
yang dilakukan dengan ruangrupa yang membuat progam dengan segmentasi anak muda. Meningkatnya pengunjung dari tahun ke tahun dengan tampilan begitu fashionable
memberikan tanda bahwa secara tak sadar
mengubah seni menjadi bagian dari lifestyle
anak muda ibukota Jakarta itu sendiri. Melihat
prespektif seni rupa secara lebih luas dan bias, kemudian masuk kepenjuru-penjuru bidang lain dengan
memanfaatkan kota Jakarta sebagai medium berkarya, untuk kemudian dapat memahami seni dan kehidupan sekitar kita secara lebih nakal namun
kreatif.
![]() |
Apresiator sedang menikmati karya yang dihadirkan |
![]() |
Apresiator sedang mencoba menanggapi karya yang mempunyai daya interaksi |
Berbicara
mengenai pameran dan sebuah karya visual dalam respon kuantitas,
karya-karya yang dipamerkan pada tahun ini terlihat mengalami kesurutan. Namun dengan berbagai aspek yang melatar
belakangi terciptanya hasil karya masing-masing pameris masih menjadi sesuatu yang
menarik untuk dilihat dan diketahui. Menghadirkan berbagai macam kategori karya
visual baik dalam karya dua dimensi ataupun tiga dimensi, antara murni dan desain, ataupun dilihat secara skill
maupun konseptual, atau bahkan yang interaktif sekalipun, semua tetap sama-sama
memperhitungkan makna dari sebuah visual. Terlihat dari berbagai disiplin ilmu yang coba di-hibridasi-kan, karya yang dipamerkan untuk dinikmati dan dikatakan
sebuah karya seni mempunyai kapasitas dan kadar estetika yang berbagai macam
pula sesuai dengan latar belakang ilmu dari masing-masing pameris. Selain itu pada presentasi hasil workshop, karya-karya yang dihasilkan mencoba menggali tema kota Jakarta sesuai dengan media workshop yang ada. Bila ditelisik, ada beberapa
karya yang sangat berhasill dan menarik untuk dipresentasikan, namun ada pula yang kurang sesuai dan terlihat sekedarnya karena berbagai hal dan keterbatasan.
Pameran
Jakarta 320 C yang berlangsung sampai tanggal 8 oktober 2012 sudah
menjadi upaya untuk menghadirkan proses kerja kreatif dari mahasiswa berbagai
Universitas di Jabodetabek. Jakarta 320C ada sebagai wadah untuk mengkompetesikan secara positif kehadiran karya-karya visual dengan berbagai macam pendekatan ilmu, dan memberi nafas baru dalam melebarkan kegiatan seni, ruang dan
apresiator baru secara lebih luas.
Angga
Wijaya
September
2012
foto: dokumentasi Komplotan Jakarta 320 C